Dewasa ini seluruh elemen kehidupan tak pernah luput membahas lima huruf ajaib ini, yakni ialah ‘Cinta’. Terutama di bulan Februari ini, riuh terdengar di dunia maya orang-orang akan merayakan hari yang dikatakannya sebagai hari cinta. Apakah cinta hanya diselebrasikan disatu hari saja atau faktanya setiap hari kita merayakannya?. Lihat lah disekeliling kita, setiap saat semua insan seolah mendambanya hadir dan merasakannya. Tanpa adanya cinta dalam kehidupan ini, seakan hidup di dunia terasa hampa. Bak lauk tanpa garam, hambar rasanya. Lalu apakah yang sobat minza artikan dengan cinta? bagaimana cara islam mendefinisikannya? Yuk simak lebih lanjut !
Sejatinya cinta itu manis dan pahit di satu waktu namun terasa menyenangkan dan hangat di dada. Dalam kacamata islam, cinta diartikan sebagai limpahan kasih sayang Allah kepada seluruh Makhluk-Nya sehingga Allah menciptakan manusia dan segala isinya dengan segala kesempurnaannya. Mari kilas balik kisah leluhur kita, Nabi Adam a.s. yang meminta kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى untuk diberikan pendamping hidup di surga. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengirimkan Siti Hawa untuk menemaninya. Begitu indah kasih sayangNya memikirkan kebahagiaan cipataanNya.
“Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya adalah cinta kepada sesama.-Nabi Muhammad SAW “
Cinta yang pertama dan utama bagi setiap hamba adalah cintanya kepada Allah. Allah sebagai Sang pencipta berhak mendapat cinta yang penuh dari ciptaannya. Cinta ini dapat diwujudkan dengan beribadah kepadaNya dan berkasih sayang kepada sesama.
Terkhusus bagi sesama kaum muslim dalam sabda Nabi Muhammad SAW:مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهم وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَوَاصُلِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بالحُمَّى والسَّهَر”Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan kasih sayang dan persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan demam dan tidak dapat tidur (istirahat).
Begitu Nabi Muhammad mengibaratkan talian kasih cinta umat muslim sama dengan satu tubuh. Ketika saudara muslim kita sakit, kita pun ikut merasakan kesedihannya.
You cannot copy content of this page